Kamis, 29 September 2016

Aspek Fisik Morfologi Kota

Sebuah kota akan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu baik secara non fisik seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, maupun secara fisik. Dan bentuk fisik sebuah kota akan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan kota yang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi bentuk fisik dari sebuah kota adalah:
1.       Geologi, Data dan informasi yang diperlukan adalah ketebalan tanah, sifat fisik, dan mekanik tanah dan batuan, dan ketahanan terhadap gempa/getaran. Informasi tersebut diperlukan utuk merencanakan penempatan bangunan ringan, bangunan berat, kemudahan penggalian, lokasi pembuangan limbah, rencana pembuatan jalan, dan sarana prasarana lain.
2.       Topografi, Kondisi topografi suatu daerah bisa berbentuk lembah, gunung, perbukitan, padang rumput dan dataran. Topografi menentukan sistem alam yang lain (pola aliran air, yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap erosi dan sedimentasi).
3.       Hidrografi, Dalam hidrografi, akan mengetahui pola aliran sungai di suatu wilayah. DAS yang diketahui dapat mempengaruhi bentuk suatu wilayah.
4.       Vegetasi, mempengaruhi masyarakat untuk bergerak dalam memenuhi kebutuhan akan ekonomi. Masyarakat yang pekerjaannya dari sector primer akan mencari lahan yang subur untuk mengembangkan usahanya.

                Topografi menurut ahli adalah Keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar (M. Suparno dan Marlina Endy)”.
                Topografi dalam arti luas adalah permukaan tanah, atau dapat diartikan sebagai ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat diketahui elevasi tanah aslinya.”
                Topografi memiliki Keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar (M. Suparno dan Marlina Endy).

TOPOGRAFI MEMPENGARUHI POLA PERKEMBANGAN KOTA
       Menyebar (Dispersed Pattern), terjadi pada keadaan topografi yang seragam dan ekonomi yang homogeny
       Sejajar (Linear Pattern), terjadi akibat adanya perkembangan sepanjang jalan, lembah, sungai dan pantai
       Merumpun (Clustered Pattern), terjadi pada kota-kota yang berhubungan dengan pertambangan dan topografi agak datar

3 MACAM JENIS KONDISI TOPOGRAFI WILAYAH
Terdapat 3 macam kondisi topografi wilayah yaitu :
1.      Kondisi datar sekitar 0-9,9%
2.      Kondisi Perbukitan sekitar 10-24,9%
3.      Kondisi pegunungan >25%

Topografi pada daerah dataran, berbukit, dan pegunungan sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif, seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut:





                Menurut Zuidam dalam I Gede Sugiyanta (2006:24), kriteria kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam satuan persen dan dikelompokkan ke dalam tujuh kelas, yaitu:
1. Datar atau hampir datar (0 – 2%)
2. Agak miring (3 – 7%)
3. Miring (8 – 13%)
4. Agak curam (14 – 20%)
5. Curam (21 – 55%)
6. Sangat curam (56 – 140%)
7. Paling curam ( > 140%)

PENYAJIAN DATA TOPOGRAFI
             Menurut  Rahardjo (2008) peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur- unsur asli buatan manusia di atas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya.
             Peta topografi sangat umum digunakan dakam berbagai kegiatan, misalnya untuk perjalanan di alam bebas, acuan posisi, referensi penggambaran peta tematik, dan zonasi ruang suatu kawasan. Peta topografi menggambarkan secara royeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi, karena adanya bantuan elemen-elemen yang ada dalam peta tersebut. Misalnya, bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur, titik tinggi, bayangan, dan warna bertingkat (Sumbangan, 2012).
             Peta topografi sendiri bermanfaat dalam perencanaan tata ruang, misalnya untuk mengetahui aliran drainase, jaringan jalan, perumahan dan permukiman, wilayah potensial untuk kegiatan tertentu, dan mencegah dari bahaya kecelakaan topografi.
1.       Aliran Drainase
Topografi mempengaruhi  aliran drainase dengan 4 cara :
·         Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
·         Kedalaman air tanah
·         Besarnya erosi yang terjadi
·         Arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah

2.       Jaringan Jalan
      Topografi harus memungkinkan pencapaian yang baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki, ke dan di dalam tapak. Topografi juga harus memungkinkan pelandaian yang sesuai dengan standar yang ada.

3.       Perumahan dan Permukiman
      Lahan  yang  baik  untuk  dikembangkan  sebagai  area  perumahan adalah lahan yang relatif landai, memiliki kemiringan lereng yang kecil, sehingga mempunyai potensi pengembangan yang besar.

4.       Wilayah Potensial untuk Kegiatan Tertentu
      Topografi dapat mempengaruhi penetapan suatu wilayah, apakah wilayah tersebut sesuai untuk digunakan sebagai fungsi kegiatan tertentu. Misalnya, wilayah dengan yang potensial sebagai perumahan dan permukiman memiliki kemiringan sebesar 5%, sedangkan untuk kawasan lindung adaah sebesar 40%.

5.       Mencegah dari Bahaya Kecelakaan Topografi
      Daerah yang akan dibangun hendaknya bebas dari kondisi topografi yang dapat menyebabkan kecelakaan, seperti galian, lubang yang menganga, dan garis pantai yang berbahaya.


BENTUK-BENTUK KOTA
                Topografi suatu kota akan mempengaruhi  bentuk fisik kota serta, mempengaruhi aktivitas atau perkembangan kota tersebut. Setelah diketahui bentuk fisik kota maka akan menjadi tolak ukur suatu perencanaan dan perkembangan suatu kota. Bisa dilihat dari macam – macam bentuk kota sebagai berikut:

  1. Kota Sungai
        Terbentuk oleh permukiman yang terletak ditepi sungai atau pada pertemuan dua/berapa sungai. Sungai adalah sarana transportasi yang menjadi jalur utama hubungan keluar, secara geografis terkadang sungai membelah beberapa bagian kota, Pada awalnya bagian kota yang dipisahkan oleh sungai dihubungkan oleh transportasi dengan menggunakan perahu. Contoh kota sungai adalah kota Samarinda, Vennesia, Giethoom,
B.      Kota Pelabuhan Alam
·         Dibentuk oleh cekungan yang mengarah ke laut
·         Pada pantai berbukit cekungan kontur membentuk teras bertIngkat semacam tribune teater yang menghadap ke laut
·         Kota pelabuhan yang di bentuk oleh alam mempunyai beberapa potensi :
·         Keindah alam sebagai sarana wisata
·         Pertahanan dan keamanan sebagai barier/pembatas
·         Pola jaringan jalan pada jenis kota pelabuhan alam pada umumnya mengiuti karakterkontur, yaitu membentuk jari-jari mengikuti lengkung cekungan
·         Jalur utama menghubungkan bagian atas dan bawah kota secara total
Contoh kota : kota Cilacap,Vestmannayjar.

C.      Kota Pertahanan Alam
·         Dibentuk oleh lingkungan dan tapak
·         Kota ini dibangun dengan memanfaatkan sifat kontur
·         Tembok kota dibangun sebagai benteng yang mengelilingi kota
·         Bagian strategis pada puncak kontur dimanfaatkan sebagai jalur keluar masuk kota yang dari posisinya mudah untukdilakukan pengontrolan.
Contoh kota: kota Troya

D.      Kota Punggung Bukit
                Kota ini terbentuk mengadopsi konfigurasi bentuk dan ketinggian lereng. Jaringan jalan utama ditempatkan sejajar dengan jalur utama mengikuti bentuk lereng. Jika tapaknya berada di punggung bukit, maka kota akan berbentuk linier dimana bangunan-bangunan kastil atau gereja akan disesuaikan bentuk arsitekturnya, atau ditempatkan sedemikian rupa di sepanjang sisi punggung bukit.  Jaringan jalan utama ditempatkan sejajar dengan jalur utamamengikuti bentuk lereng. Kota ini menunjukkan kesesuaian antara buatan manusia dan alam. Contoh dari kota punggung bukit adalah Kota Ragusa di negara Italia, Kota Serang-Banten, Kota Bangkinang, Kota Betlehem.

E.       Kota Puncak Bukit
                Kota ini dibangun dengan memanfaatkan bentuk dari bukit, terutama pada bagian puncak dan di daerah sekelilingnya. Kota ini cenderung melingkar membentuk seperti kubah. Bangunan utama ditempatkan pada bagian puncak dan jaringan jalan membentuk lingkaran konsentris mulai dari puncak sampai ke bawah. Contoh dari kota puncak bukit adalah Kabupaten Istria yang berada di negara Kroasia, Kota Perugia, dan Kota Eze di Prancis.

F.       Kota Lereng Bukit

                Lokasi kota ini berada di sepanjang lereng bukit dan membentuk teras-teras bertingkat. Pemandangan di kota ini cenderung menghadap ke arah lembah.  Orientasi kota menghadap ke arah lembah yang pada umumnya mempunyai pemandangan alam yang indah. Contoh dari kota lembah adalah Kota Assisi yang berada di negara Italia.

Rabu, 07 September 2016

TAHAPAN PERTUMBUHAN KOTA
Menurut Patrick Geddes:
1.    Kota Primary
adalah kota utama di suatu negara atau wilayah. Apabila jumlah penduduk di kota-kota nomor 2 atau 3 di negara sedang berkembang sangat kecil jika dibandingkan dengan kota nomor 1, maka kota nomor 1 yang jumlah penduduknya sangat besar disebut dengan Kota Utama/Prima (Primate City). Selain itu, tidak hanya terbesar dalam jumlah penduduk, namun juga mendominasi dalam aspek ekonomi, tapi juga sebagai pusat identitas kebudayaan di negara tersebut. Contohnya, London (UK), Tokyo (Japan), Paris (France), dsb.

2.    Kota Secondary
Memiliki 500.000 – 3 juta penduduk. Dimana kota secondary merupakan kota pendukung (terdorong sebagai pusat kegiatan usaha), misalnya industri, suplay pusat produk-produk. Biasanya memiliki karakteristik kombinasi dari sosial dan ekonomi. Contoh kota secondary di negara lain yakni, Birmingham (UK), Manchester (UK), Osaka (Japan), Kobe (Japan), Marseille (France), dan masih banyak lagi.

3.       Kota Tertiary
Jumlah penduduk kota Tersier tidak lebih dari 500 ribu orang, hal ini dikategorikan juga dalam kota sedang biasanya juga kota tersier pertumbuhan kotanya mengikuti kebutuhan akan perumahan, rekreasai dan pendidikan. Contoh kota tersier Leicester, Liong, Kitakyushu, Sapporo. Jika di Indonesia contoh kota adalah kota kota di provinsi Jawa barat di luar dari daerah JABODETBEK. Seperti Kabupaten Garut yang tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya aspek kebutuhan manusia akan rekreasi dan perumahan.

Resume Morfologi Kota kel 7
PERTUMBUHAN KOTA MENURUT PATRICK GEDDES
Bagus Erik Prabowo (08151006)
Febriand Madika (08151013)
Halimatuz Zahra (08151016)
Muhammad Bintang Wahyu Aji (08151025)