Sebuah kota akan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu baik secara non fisik seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, maupun secara fisik. Dan bentuk fisik sebuah kota akan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan kota yang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi bentuk fisik dari sebuah kota adalah:
1.
Geologi,
Data dan informasi yang
diperlukan adalah ketebalan tanah, sifat fisik, dan mekanik tanah dan batuan,
dan ketahanan terhadap gempa/getaran. Informasi tersebut diperlukan utuk
merencanakan penempatan bangunan ringan, bangunan berat, kemudahan penggalian,
lokasi pembuangan limbah, rencana pembuatan jalan, dan sarana prasarana lain.
2.
Topografi, Kondisi topografi suatu daerah bisa berbentuk
lembah, gunung, perbukitan, padang rumput dan dataran. Topografi menentukan
sistem alam yang lain (pola aliran air, yang pada akhirnya juga berpengaruh
terhadap erosi dan sedimentasi).
3.
Hidrografi,
Dalam hidrografi, akan
mengetahui pola aliran sungai di suatu wilayah. DAS yang diketahui dapat
mempengaruhi bentuk suatu wilayah.
4.
Vegetasi,
mempengaruhi masyarakat
untuk bergerak dalam memenuhi kebutuhan akan ekonomi. Masyarakat yang pekerjaannya
dari sector primer akan mencari lahan yang subur untuk mengembangkan usahanya.
Topografi menurut ahli adalah Keadaan yang menggambarkan kemiringan
lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut
memiliki kemiringan lereng yang semakin besar (M. Suparno dan Marlina Endy)”.
Topografi
dalam arti luas adalah permukaan tanah, atau dapat diartikan sebagai ketinggian
suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat diketahui
elevasi tanah aslinya.”
Topografi
memiliki Keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan,
semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng
yang semakin besar (M.
Suparno dan Marlina Endy).
TOPOGRAFI MEMPENGARUHI POLA PERKEMBANGAN KOTA
•
Menyebar
(Dispersed Pattern), terjadi
pada keadaan topografi yang seragam dan ekonomi yang homogeny
•
Sejajar
(Linear Pattern), terjadi
akibat adanya perkembangan sepanjang jalan, lembah, sungai dan pantai
•
Merumpun
(Clustered Pattern), terjadi
pada kota-kota yang berhubungan dengan pertambangan dan topografi agak datar
3 MACAM JENIS KONDISI
TOPOGRAFI WILAYAH
Terdapat 3 macam kondisi topografi wilayah yaitu :
1. Kondisi datar sekitar 0-9,9%
2. Kondisi Perbukitan sekitar
10-24,9%
3. Kondisi pegunungan >25%
Topografi pada daerah dataran, berbukit, dan pegunungan sangat
berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif, seperti yang
tertera pada Tabel 1 berikut:
Menurut Zuidam dalam I Gede
Sugiyanta (2006:24), kriteria kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam satuan
persen dan dikelompokkan ke dalam tujuh kelas, yaitu:
1. Datar atau hampir datar (0 – 2%)
2. Agak miring (3 – 7%)
3. Miring (8 – 13%)
4. Agak curam (14 – 20%)
5. Curam (21 – 55%)
6. Sangat curam (56 – 140%)
7. Paling curam
( > 140%)
PENYAJIAN DATA TOPOGRAFI
Menurut Rahardjo (2008) peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur- unsur asli buatan manusia di
atas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan
pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya.
Peta
topografi sangat umum digunakan dakam berbagai kegiatan, misalnya untuk
perjalanan di alam bebas, acuan posisi, referensi penggambaran peta tematik, dan
zonasi ruang suatu kawasan. Peta topografi menggambarkan secara royeksi dari
sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk
permukaan bumi, karena adanya bantuan elemen-elemen yang ada dalam peta
tersebut. Misalnya, bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam
bentuk garis-garis kontur, titik tinggi, bayangan, dan warna bertingkat
(Sumbangan, 2012).
Peta
topografi sendiri bermanfaat dalam perencanaan tata ruang, misalnya untuk
mengetahui aliran drainase, jaringan jalan, perumahan dan permukiman, wilayah
potensial untuk kegiatan tertentu, dan mencegah dari bahaya kecelakaan
topografi.
1.
Aliran Drainase
Topografi
mempengaruhi aliran drainase dengan 4
cara :
·
Jumlah air
hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
·
Kedalaman
air tanah
·
Besarnya
erosi yang terjadi
·
Arah pergerakan
air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat yang
rendah
2.
Jaringan Jalan
Topografi
harus memungkinkan pencapaian yang baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki, ke
dan di dalam tapak. Topografi juga harus memungkinkan pelandaian yang sesuai
dengan standar yang ada.
3.
Perumahan dan Permukiman
Lahan yang
baik untuk dikembangkan
sebagai area perumahan adalah lahan yang relatif landai,
memiliki kemiringan lereng yang kecil, sehingga mempunyai potensi pengembangan
yang besar.
4.
Wilayah Potensial untuk
Kegiatan Tertentu
Topografi
dapat mempengaruhi penetapan suatu wilayah, apakah wilayah tersebut sesuai
untuk digunakan sebagai fungsi kegiatan tertentu. Misalnya, wilayah dengan yang
potensial sebagai perumahan dan permukiman memiliki kemiringan sebesar 5%,
sedangkan untuk kawasan lindung adaah sebesar 40%.
5.
Mencegah dari Bahaya Kecelakaan
Topografi
Daerah yang akan dibangun hendaknya bebas
dari kondisi topografi yang dapat menyebabkan kecelakaan, seperti galian,
lubang yang menganga, dan garis pantai yang berbahaya.
BENTUK-BENTUK
KOTA
Topografi
suatu kota akan mempengaruhi bentuk
fisik kota serta, mempengaruhi aktivitas atau perkembangan kota tersebut.
Setelah diketahui bentuk fisik kota maka akan menjadi tolak ukur suatu
perencanaan dan perkembangan suatu kota. Bisa dilihat dari macam – macam bentuk
kota sebagai berikut:
- Kota Sungai
Terbentuk oleh permukiman yang terletak
ditepi sungai atau pada pertemuan dua/berapa sungai. Sungai adalah sarana transportasi yang
menjadi jalur utama hubungan keluar, secara geografis terkadang sungai
membelah beberapa bagian kota, Pada awalnya bagian kota yang dipisahkan oleh
sungai dihubungkan oleh transportasi dengan menggunakan perahu. Contoh kota sungai adalah kota Samarinda, Vennesia, Giethoom,
B. Kota Pelabuhan Alam
·
Dibentuk
oleh cekungan yang mengarah ke laut
·
Pada
pantai berbukit cekungan kontur membentuk teras bertIngkat semacam tribune teater yang menghadap ke
laut
·
Kota
pelabuhan yang di bentuk oleh alam mempunyai beberapa potensi :
·
Keindah
alam sebagai sarana wisata
·
Pertahanan
dan keamanan sebagai barier/pembatas
·
Pola
jaringan jalan pada jenis kota pelabuhan alam pada umumnya mengiuti karakterkontur,
yaitu membentuk jari-jari mengikuti lengkung cekungan
·
Jalur
utama menghubungkan bagian atas dan bawah kota secara total
Contoh kota : kota Cilacap,Vestmannayjar.
C. Kota Pertahanan Alam
·
Dibentuk
oleh lingkungan dan tapak
·
Kota
ini dibangun dengan memanfaatkan sifat kontur
·
Tembok
kota dibangun sebagai benteng yang mengelilingi kota
·
Bagian
strategis pada puncak kontur dimanfaatkan sebagai jalur keluar masuk kota yang
dari posisinya mudah untukdilakukan pengontrolan.
Contoh kota: kota Troya
D. Kota Punggung Bukit
Kota ini terbentuk mengadopsi konfigurasi
bentuk dan ketinggian lereng. Jaringan jalan utama ditempatkan sejajar dengan
jalur utama mengikuti bentuk lereng. Jika tapaknya
berada di punggung bukit, maka kota akan berbentuk linier dimana
bangunan-bangunan kastil atau gereja akan disesuaikan bentuk arsitekturnya,
atau ditempatkan sedemikian rupa di sepanjang sisi punggung
bukit. Jaringan jalan utama ditempatkan sejajar dengan jalur
utamamengikuti bentuk lereng. Kota ini menunjukkan kesesuaian antara buatan manusia dan alam. Contoh dari
kota punggung bukit adalah Kota Ragusa di negara Italia,
Kota Serang-Banten, Kota Bangkinang, Kota Betlehem.
E. Kota Puncak Bukit
Kota ini dibangun dengan memanfaatkan
bentuk dari bukit, terutama pada bagian puncak dan di daerah sekelilingnya.
Kota ini cenderung melingkar membentuk seperti kubah. Bangunan utama
ditempatkan pada bagian puncak dan jaringan jalan membentuk lingkaran
konsentris mulai dari puncak sampai ke bawah. Contoh dari kota puncak bukit
adalah Kabupaten Istria yang berada di negara Kroasia, Kota
Perugia, dan Kota Eze di Prancis.
F. Kota Lereng Bukit
Lokasi kota ini berada di sepanjang lereng
bukit dan membentuk teras-teras bertingkat. Pemandangan di kota ini cenderung
menghadap ke arah lembah. Orientasi kota
menghadap ke arah lembah yang pada umumnya mempunyai pemandangan alam yang
indah. Contoh dari kota
lembah adalah Kota Assisi yang berada di negara Italia.